Monday, 6 March 2017

USAHATANI PADI

ANALISIS USAHATANI PADI CIHERANG
(STUDI KASUS : DESA CIHIDEUNG HILIR)

TUGAS MK. USAHATANI
Disusun oleh :
Bintang MBA                         (H34110014)
Ravitia Dewi               (H34110025)
Rahmad Fadli                         (H34110039)
M. Ni’amil Faiz           (H34110072)
Pingkan Veronica        (H34110108)


DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

A.     KONDISI LAHAN
Dari sisi kepemilikan lahan pertanian yang luasnya 9 Ha ini adalah milik sendiri. Pemiliknya bernama Pak Hj Mulya. Akan tetapi pak Hj Mulya ini tidak turun langsung dalam mengelola sawahnya, ia memepekerjakan seseorang yang untuk megolah tanah seluas 6 Ha. Pada saat wawancara saya menemukan pak Boim yang mengola lahan tersebut. Menurut beliau, lahan yang dipakai untuk usahatani padi adalah sekitar 3 Ha.
Kondisi lahan petani responden kami tergolong subur karena sistem pengairannya sangat bagus. Pengairan bersumber dari sungai di samping lahan sawah tersebut. Bahkan pada musim kering, kebutuhan air tetap tercukupi sehingga lahan sawah terhindar dari kekeringan. Karena itu efisiensi lahan pada petani kami tinggi, karena produktivitasnya tinggi,sesuai dengan hasil produksi yang diperolehnya selama bertanam padi.
            Adapun pola tanam yang dilakukan oleh petani padi responden kami adalah menggunakan pola tanam seperti banyak orang lakukan yaitu 3 kali panen dalam satu tahun. Sehingga jika dikonversi kedalam tabel dan kalender tani yaitu
Luas Lahan/ha
Maret-Mei
Juli- September
November-Januari
Maret-Mei
3
Padi
Padi
Padi
Padi

Sedangkan indeks diversifikasi tanam petani responden kami yaitu hanya menggunakan sisa lahan yaitu sekitar 3 ha untuk ditanam tanaman pangan lainya seperti Ubi, akan tetapi pengolahan dan perawatan terhadap ubi tidak terlalu diutamakan karena untuk merawat padi saja sudah kelimpungan karena luasnya alahan yang dipakan untuk menanam padi.
Adapun perhitungan diversifikasi simphson yaitu ;
D = 1 – (Li/Lt)2
Li = luas lahan yang di pakai untuk produksi
Lt = luas total
Dalam kasus ini dengan luas lahan yang dipakai untuk produksi (Li) yaitu 3 ha dan luas lahan total yang dimiliki petani 6 ha, sehingga :
D = 1 – (3/6)2 = 0,75
Dari perhitungan tersebut bahwa adanya penganekaragaman pemanfaatan lahan seluas 0,75 ha

B.     TENAGA KERJA DALAM USAHATANI
Tenaga kerja adalah salah satu unsur penentu, terutama bagi usahatani yang tergantung pada musim. Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman sehigga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan kualitas produk.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan tenaga kerja usahatani yaitu:

A. Karakteristik Tenaga Kerja dalam Usahatani
Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karekteristik yang sangat berbeda dengan tenaga kerja di bidang usaha lain yang selain pertanian. Karakterisik menurut Tohir (1983) adalah sebagai berikut:
1.      Keperluan akan tenaga kerja dalam  ushatani tidak kontinyu dan tidak merata.
2.      Penyerapan tenaga kerja dalam usaha tani sangat terbatas.
3.      Tidak mudah distandarkan, dirasioalkan, dan dispesialisasikan.
4.      Beraneka ragam coraknya dan kadang kala tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Karakteristik diatas akan memerlukan sistem-sistem menejerial tertentu yang harus dipahami sebagai usaha peningkatan usahatani itu sendiri. Selama ini khususnya di Indonesia sistem menejerial bisanya masih sangat sederhana.
B. Peran Petani
Menurut Mosher (1968) petani berperan sebagai manajer, juru tani, dan manusia biasa yang hidup di dalam  masyarakat. Petani sebagai manajer  akan berhadapan dengan berbagai alternatif yang harus diputuskan mana yang harus dipilih untuk diusahakan. Petani harus menentukan jenis tanaman atau ternak yang akan diusahakan, menetukan cara-cara pembelian sarana produksi, menghadapi persoalan tentang biaya, mengusahakan permodalan. Untuk itu, diperlukan ketrampilan, pendidikan, dan pengalaman yang akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam Wawancara kami dengan petani Responden menurut pemarannya bahwa peran petani dalam mengambil keputusan sebagai manajer sangat di butuhkan karena akan berlangusng pada proses produksi padi yang akan dihasilkan oleh petani. Menggunakan padi varietas apa, dan pola tanam serta pupuk apa yang akan di pakai berapa jumlahnya, selain itu perwatan yang akan diberikan kepada padi. Keputusan dalam mempertimbangkan hal itu sangat diperlukan dalam usahtani padi.
Petani sebagai anggota masyarakat yang hidup dalam suatu ikatan keluarga akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan keluarganya. Disamping itu, petani juga harus berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat atas diri dan keluarganya. Sebaliknya, petani juga membutuhkan bantuan masyarakat disekelilingnya. Besar kecilnya kebutuhan bantuan terhadap masyarakat disekelilingnya tergantug pada teknologi yang digunakan dan sifat masyarakat setempat. Dalam praktiknya, peranan-peranan tersebut saling tekait, tetapi pasti ada salah satu yang menonjol. Sebagai contoh, pada suatu daerah tidak terdapat jenis komoditas a, b, dan c padahal sebetulnya sangat cocok dengan iklim dan jenis tanah  setempat dan harganya pun tinggi. Setelah diteliti ternyata komoditas a, b, dan c tersebut tidak umum diusahakan, bahkan tabu bagi daerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa peranan petani sebagai manajer sangat lemah, tetapi peranan petani sebagi anggota masyarakat sangatlah menonjol.

C. Tenaga Kerja Keluarga dan Luar Keluarga
Sumber tenaga kerja dibagi menjadi dua dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Biasanya Rumah tangga tani yang umumnya sangat terbatas kemampuannya dari segi modal menggunakan tenaga kerja keluarga. Karena selain tidak ada modal maka bisa menghemat biaya pula. Berbeda dengan petani rsponden kami, yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga karena selain petani responden kami memiliki modal yang besar, lahan yang harus dikelolanya pun sangat luas sehingga membutuhkan tenaga kerja dari luar keluarga.
Petani responden kami memilih tenaga kerja yang dipakai dalam kegiatan usahatani padi yaitu tenaga kerja luar yang diupah, karena memang pak Hj Mulya ini tidak ingin ribet dengan usahtaninya asalkan tanaman padinya dapat dikelola dengan baik sehingga dapat berproduksi. Pak Hj Mulya ini menyediakan dana yang besar untuk membiayai tenaga kerja luar. saat ini ia sudah mempekerjakan sekitar 1 orang sebagai pemimpin dalam mengelola usahtaninya yaitu pak Boim dan sekitar 15 orang tenaga kerja per 1 ha, apabila ada 3 ha maka tenaga kerja luar keluarga yang dipakai adalah sekitar 45 orang. Biasanya tenaga kerja yang menggarap sawah adalah orang-orang sekitar lingkungan sawahnya, ia tidak membatasi jumlah tenaga kerja penggarap sawah ini semakan banyak yang ingin bekerja semakain bagus karena pekerjaan budidaya padi dengan luas sekitar 3 ha akan cepat terselsaikan. Dan tenaga kerja ini biasany datang langsung ke lokasi sawah yang akan digarap. Penggunaaan tenaga kerja luar ini biasanya 2 kali dilakukan yaitu pada saat tanam dan panen.




Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mepekerjakan tenaga kerja luar
1.      Sistem upah
Sistem upah dibedakan menjadi 3 yaitu upah borongan, upah waktu, dan upah premi. Masing-masing sistem tersebut akan mempengaruhi prestasi seorang tenaga kerja luar keluarga.
a)      Upah borongan adalah upah yang diberikan sesuai dengan perjanjian antara pemberi kerja dengan pekerja tanpa memperhatikan lamanya waktu kerja. Upah borongan ini cederug membuat para pekerja untuk secepatya menyelesaikan pekerjaanya agar segera dapat mengerjakan pekerjaan borongan lainya. Contohnya borongan menggarap lahan sawah sebesar Rp. 150.000 per petak sawah
b)      Upah waktu  adalah upah yang diberikan berdasarkan lamanya waktu kerja. Sistem upah waktu kerja ini cenderung membuat pekerja untuk memperlama waktu kerja dengan harapan mendapat upah yang semakin besar. Contohnya upah pekerja untuk menggarap sawah sebesar Rp. 25.000/HOK. Jika dia bekerja selam lima hari maka upah yang diterima sebesar Rp. 125.000.
c)      Upah premi adalah upah yang diberikan dengan memperhatikan produktivitas dan prestasi kerja. Sebagai contoh, dalam satu hari pekerja diharuskan menyelesaikan 10 unit pekerjaan. Jika dia bisa menyelesaikan lebih dari  10 unit maka dia akan mendapatkan upah tambahan. Sistem upah premi cenderung meningkatkan produksivitas pekerja.
Petani responden kami menggunakan sistem upah waktu, sesui dengan penjelasan diatas bahwa upah waktu ini diberikan berdasarkan lamanya waktu kerja, menurut pemaparannya bahwa petani di pekerjakan hanya dua kali dalam satu kali produksi yaitu pada saat menanam dan saat memanen. Penentuan upah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis kelamin. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja berjenis kelamin laki-laki dibayar Rp 35.000 dan perempuan di bayar Rp 25.000.

2.      Lamanya waktu kerja
Lamanya waktu kerja seseorang dipengaruhi oleh seseorang tersebut. Seseorang yang tidak dalam keadaan cacat atau sakit secara normal mempunyai kemampuan untuk  bekerja. Selain itu, juga dipengaruhi oleh keadaan iklim suatu tempat tertentu. Sehingga tenaga kerja luar keluarga ini tidak ditentukan dalam hitungan bulan atau tahun tapi hitungan hari, berapa hari ia bisa menyelesaikan pekerjaannya. Karena iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadap lamanya waktu kerja maka petani yang diperkerjakan hanya setengah hari yaitu mulai pukul 7 pagi dan selesai pukul 12 siang.

3.      Kehidupan sehari-hari
Kehidupan sehari-hari seorang tenaga kerja dapat dilihat pada keadaan makanan/ menu dan gizi, perumahan, kesehatan, serta keadaan lingkunganya. Jika keadaanya jelek dan tidak memenuhi persyaratan maka akan berpegaruh negatif terhadap kinerja.

4.      Kecakapan
Kecakapan seseorang menentukan kinerja seseorang, seseorang yang lebih cakap tentu saja prestasinya lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang kurang cakap, kecakapan ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman.

5.      Umur tenaga kerja
Umur seorang menentukan prestasi kerja atau kinerja seorang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prastasi tenaga kerjanya. Namun dalam beberapa hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman. Semantara itu untuk tenaga kerja keluarga karena tidak diupah, tingginya prestasi kerja dipengaruhi oleh  yang paling utama yaitu besarnya kebutuhan keluarga disamping faktor-faktor yang lain.

D. Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan cara menghitung setiap kegiatan usahatani padi, kemudian dijumlah untuk seluruh usahatani. Karena pada usatani padi varietas ciherang di desa cihideung hilir menggunakan tenaga kerja 45 orang dengan 30 orang wanita dan 15 orang laki- laki sehingga jika dihitung :
Adapun perhitungan Hari Orang Kerja (HOK) dalam tenaga kerja usaha tani padi varietas ciherang sesuai dengan penyetaraan satuan kerja yaitu :
Penyetaraan satuan Kerja :
Hari kerja   = 7 jam kerja
Minggu       = 6 hari kerja
Bulan          = 25 hari kerja
Wanita        = 0,8 pria
Anak          = 0,5 pria

Dengan rumus :
HOK = jam kerja/satuan keja

- Tenaga kerja laki-laki berjumlah 15 orang dengan waktu kerja selama 5 jam ( jam 7 pagi sampai jam 12 siang)
Tenaga kerja ke
Jam
HOK
1
5
5/7 = 0,714
2
5
5/7 = 0,714
3
5
5/7 = 0,714
4
5
5/7 = 0,714
5
5
5/7 = 0,714
6
5
5/7 = 0,714
7
5
5/7 = 0,714
8
5
5/7 = 0,714
9
5
5/7 = 0,714
10
5
5/7 = 0,714
11
5
5/7 = 0,714
12
5
5/7 = 0,714
13
5
5/7 = 0,714
14
5
5/7 = 0,714
15
5
5/7 = 0,714
Total

10,71 HOK

HKP : 10,71 X 35.000 = 374.850
- Tenaga kerja perempuan berjumlah 30 orang dengan waktu kerja selama 5 jam ( jam 7 pagi sampai jam 12 siang)
Tenaga kerja ke
Jam
HOK
1
5
5/7 X 0,8 = 0,57
2
5
5/7 X 0,8 = 0,57
3
5
5/7 X 0,8 = 0,57
4
5
5/7 X 0,8 = 0,57
5
5
5/7 X 0,8 = 0,57
6
5
5/7 X 0,8 = 0,57
7
5
5/7 X 0,8 = 0,57
8
5
5/7 X 0,8 = 0,57
9
5
5/7 X 0,8 = 0,57
10
5
5/7 X 0,8 = 0,57
11
5
5/7 X 0,8 = 0,57
12
5
5/7 X 0,8 = 0,57
13
5
5/7 X 0,8 = 0,57
14
5
5/7 X 0,8 = 0,57
15
5
5/7 X 0,8 = 0,57
16
5
5/7 X 0,8 = 0,57
17
5
5/7 X 0,8 = 0,57
18
5
5/7 X 0,8 = 0,57
19
5
5/7 X 0,8 = 0,57
20
5
5/7 X 0,8 = 0,57
21
5
5/7 X 0,8 = 0,57
22
5
5/7 X 0,8 = 0,57
23
5
5/7 X 0,8 = 0,57
24
5
5/7 X 0,8 = 0,57
25
5
5/7 X 0,8 = 0,57
26
5
5/7 X 0,8 = 0,57
27
5
5/7 X 0,8 = 0,57
28
5
5/7 X 0,8 = 0,57
29
5
5/7 X 0,8 = 0,57
30
5
5/7 X 0,8 = 0,57
Total

17,1 HOK

HKP = 17,1 X 25.000 = 427.500
Adapun pengukuran efisiensi tenaga kerja yaitu menggunakan PYE.
PYE = Jumlah bulan kerja/12 bulan
PYE = 2,86 bulan kerja/12 bulan = 0,238
Keterangan :
Jam kerja actual/hari = 5 jam/hari
Jam kerja actual/ minggu = 5 jam X 6 hari = 30 jam
jam kerja aktual/bulan = 5 jam X 25 hari = 125 jam
Standar 1 bulan kerja = 25 hari = 175 jam

Bulan kerja actual = 125 jam X 4 bulan / 175 jam = 2,86 bulan

0 comments:

Post a Comment