ANALISIS USAHATANI PADI CIHERANG
(STUDI KASUS : DESA CIHIDEUNG HILIR)
TUGAS
MK. USAHATANI
Disusun oleh :
Bintang MBA (H34110014)
Ravitia Dewi (H34110025)
Rahmad Fadli (H34110039)
M. Ni’amil Faiz (H34110072)
Pingkan Veronica (H34110108)
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
A.
KONDISI LAHAN
Dari
sisi kepemilikan lahan pertanian yang luasnya 9
Ha ini adalah milik sendiri. Pemiliknya bernama Pak Hj Mulya. Akan tetapi pak Hj Mulya ini tidak turun langsung dalam mengelola
sawahnya, ia memepekerjakan seseorang yang untuk megolah tanah seluas 6 Ha. Pada
saat wawancara saya menemukan pak Boim yang mengola lahan tersebut. Menurut beliau, lahan yang dipakai untuk usahatani
padi adalah sekitar 3 Ha.
Kondisi
lahan petani responden kami tergolong subur karena sistem pengairannya sangat
bagus. Pengairan bersumber dari sungai di samping lahan sawah tersebut. Bahkan
pada musim kering, kebutuhan air tetap tercukupi sehingga lahan sawah terhindar
dari kekeringan. Karena itu efisiensi lahan pada
petani kami tinggi, karena produktivitasnya tinggi,sesuai dengan hasil produksi
yang diperolehnya selama bertanam padi.
Adapun
pola tanam yang dilakukan oleh petani padi responden kami adalah menggunakan
pola tanam seperti banyak orang lakukan yaitu 3 kali panen dalam satu tahun. Sehingga
jika dikonversi kedalam tabel dan kalender tani yaitu
Luas Lahan/ha
|
Maret-Mei
|
Juli- September
|
November-Januari
|
Maret-Mei
|
3
|
Padi
|
Padi
|
Padi
|
Padi
|
Sedangkan indeks diversifikasi tanam petani responden kami yaitu hanya
menggunakan sisa lahan yaitu sekitar 3 ha untuk ditanam tanaman pangan lainya
seperti Ubi, akan tetapi pengolahan dan perawatan terhadap ubi tidak terlalu
diutamakan karena untuk merawat padi saja sudah kelimpungan karena luasnya
alahan yang dipakan untuk menanam padi.
Adapun perhitungan diversifikasi simphson yaitu ;
D = 1 – (Li/Lt)2
Li = luas lahan yang di pakai untuk produksi
Lt = luas total
Dalam kasus ini dengan luas lahan yang dipakai untuk produksi (Li)
yaitu 3 ha dan luas lahan total yang dimiliki petani 6 ha, sehingga :
D = 1 – (3/6)2 = 0,75
Dari perhitungan tersebut bahwa adanya penganekaragaman pemanfaatan
lahan seluas 0,75 ha
B.
TENAGA KERJA DALAM USAHATANI
Tenaga kerja adalah salah
satu unsur penentu, terutama bagi usahatani yang tergantung pada musim.
Kelangkaan tenaga kerja berakibat mundurnya penanaman sehigga berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman, produktivitas, dan kualitas produk.
Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penggunaan tenaga kerja usahatani yaitu:
A.
Karakteristik Tenaga Kerja dalam Usahatani
Tenaga kerja dalam
usahatani memiliki karekteristik yang sangat berbeda dengan tenaga kerja di bidang usaha lain yang selain pertanian.
Karakterisik menurut Tohir (1983) adalah sebagai berikut:
1.
Keperluan akan tenaga kerja dalam ushatani tidak kontinyu dan tidak merata.
2.
Penyerapan tenaga kerja dalam usaha tani sangat terbatas.
3.
Tidak mudah distandarkan, dirasioalkan, dan
dispesialisasikan.
4.
Beraneka ragam coraknya dan kadang kala tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Karakteristik diatas akan
memerlukan sistem-sistem menejerial tertentu yang harus dipahami sebagai usaha
peningkatan usahatani itu sendiri. Selama ini khususnya di Indonesia sistem menejerial
bisanya masih sangat sederhana.
B. Peran
Petani
Menurut Mosher (1968)
petani berperan sebagai manajer, juru tani, dan manusia biasa yang hidup di
dalam masyarakat. Petani sebagai
manajer akan berhadapan dengan berbagai
alternatif yang harus diputuskan mana yang harus dipilih untuk diusahakan.
Petani harus menentukan jenis tanaman atau ternak yang akan diusahakan,
menetukan cara-cara pembelian sarana produksi, menghadapi persoalan tentang
biaya, mengusahakan permodalan. Untuk itu, diperlukan ketrampilan, pendidikan,
dan pengalaman yang akan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam Wawancara kami
dengan petani Responden menurut pemarannya bahwa peran petani dalam mengambil
keputusan sebagai manajer sangat di butuhkan karena akan berlangusng pada
proses produksi padi yang akan dihasilkan oleh petani. Menggunakan padi
varietas apa, dan pola tanam serta pupuk apa yang akan di pakai berapa
jumlahnya, selain itu perwatan yang akan diberikan kepada padi. Keputusan dalam
mempertimbangkan hal itu sangat diperlukan dalam usahtani padi.
Petani sebagai anggota masyarakat
yang hidup dalam suatu ikatan keluarga akan selalu berusaha memenuhi kebutuhan
keluarganya. Disamping itu, petani juga harus berusaha memenuhi kebutuhan
masyarakat atas diri dan keluarganya. Sebaliknya, petani juga membutuhkan
bantuan masyarakat disekelilingnya. Besar kecilnya kebutuhan bantuan terhadap
masyarakat disekelilingnya tergantug pada teknologi yang digunakan dan sifat
masyarakat setempat. Dalam praktiknya, peranan-peranan tersebut saling tekait,
tetapi pasti ada salah satu yang menonjol. Sebagai contoh, pada suatu daerah
tidak terdapat jenis komoditas a, b, dan c padahal sebetulnya sangat cocok
dengan iklim dan jenis tanah setempat
dan harganya pun tinggi. Setelah diteliti ternyata komoditas a, b, dan c
tersebut tidak umum diusahakan, bahkan tabu bagi daerah tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa peranan petani sebagai manajer sangat lemah, tetapi
peranan petani sebagi anggota masyarakat sangatlah menonjol.
C. Tenaga
Kerja Keluarga dan Luar Keluarga
Sumber tenaga
kerja dibagi menjadi dua dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Biasanya Rumah tangga tani yang umumnya sangat terbatas
kemampuannya dari segi modal menggunakan tenaga kerja keluarga. Karena selain tidak ada
modal maka bisa menghemat biaya pula. Berbeda dengan petani rsponden kami, yang
menggunakan tenaga kerja luar keluarga karena selain petani responden kami
memiliki modal yang besar, lahan yang harus dikelolanya pun sangat luas
sehingga membutuhkan tenaga kerja dari luar keluarga.
Petani responden
kami memilih tenaga kerja yang dipakai dalam kegiatan usahatani padi yaitu
tenaga kerja luar yang diupah, karena memang pak Hj Mulya ini tidak ingin ribet
dengan usahtaninya asalkan tanaman padinya dapat dikelola dengan baik sehingga
dapat berproduksi. Pak Hj Mulya ini menyediakan dana yang besar untuk membiayai
tenaga kerja luar. saat ini ia sudah mempekerjakan sekitar 1 orang sebagai
pemimpin dalam mengelola usahtaninya yaitu pak Boim dan sekitar 15 orang tenaga
kerja per 1 ha, apabila ada 3 ha maka tenaga kerja luar keluarga yang dipakai
adalah sekitar 45 orang. Biasanya tenaga kerja yang menggarap sawah adalah
orang-orang sekitar lingkungan sawahnya, ia tidak membatasi jumlah tenaga kerja
penggarap sawah ini semakan banyak yang ingin bekerja semakain bagus karena
pekerjaan budidaya padi dengan luas sekitar 3 ha akan cepat terselsaikan. Dan
tenaga kerja ini biasany datang langsung ke lokasi sawah yang akan digarap.
Penggunaaan tenaga kerja luar ini biasanya 2 kali dilakukan yaitu pada saat
tanam dan panen.
Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam mepekerjakan tenaga kerja luar
1. Sistem upah
Sistem upah dibedakan menjadi 3 yaitu
upah borongan, upah waktu, dan upah premi. Masing-masing sistem tersebut akan
mempengaruhi prestasi seorang tenaga kerja luar keluarga.
a) Upah borongan adalah upah yang diberikan
sesuai dengan perjanjian antara pemberi kerja dengan pekerja tanpa
memperhatikan lamanya waktu kerja. Upah borongan ini cederug membuat para
pekerja untuk secepatya menyelesaikan pekerjaanya agar segera dapat mengerjakan
pekerjaan borongan lainya. Contohnya borongan menggarap lahan sawah sebesar Rp.
150.000 per petak sawah
b) Upah waktu adalah upah yang diberikan berdasarkan
lamanya waktu kerja. Sistem upah waktu kerja ini cenderung membuat pekerja
untuk memperlama waktu kerja dengan harapan mendapat upah yang semakin besar.
Contohnya upah pekerja untuk menggarap sawah sebesar Rp. 25.000/HOK. Jika dia
bekerja selam lima hari maka upah yang diterima sebesar Rp. 125.000.
c) Upah premi adalah upah yang diberikan
dengan memperhatikan produktivitas dan prestasi kerja. Sebagai contoh, dalam
satu hari pekerja diharuskan menyelesaikan 10 unit pekerjaan. Jika dia bisa
menyelesaikan lebih dari 10 unit maka
dia akan mendapatkan upah tambahan. Sistem upah premi cenderung meningkatkan
produksivitas pekerja.
Petani responden kami menggunakan sistem
upah waktu, sesui dengan penjelasan diatas bahwa upah waktu ini diberikan
berdasarkan lamanya waktu kerja, menurut pemaparannya bahwa petani di
pekerjakan hanya dua kali dalam satu kali produksi yaitu pada saat menanam dan
saat memanen. Penentuan upah dipengaruhi oleh beberapa hal seperti jenis
kelamin. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja berjenis kelamin laki-laki dibayar
Rp 35.000 dan perempuan di bayar Rp 25.000.
2. Lamanya waktu kerja
Lamanya waktu kerja seseorang
dipengaruhi oleh seseorang tersebut. Seseorang yang tidak dalam keadaan cacat
atau sakit secara normal mempunyai kemampuan untuk bekerja. Selain itu, juga dipengaruhi oleh
keadaan iklim suatu tempat tertentu. Sehingga tenaga kerja luar keluarga ini
tidak ditentukan dalam hitungan bulan atau tahun tapi hitungan hari, berapa
hari ia bisa menyelesaikan pekerjaannya. Karena iklim dan cuaca sangat
berpengaruh terhadap lamanya waktu kerja maka petani yang diperkerjakan hanya
setengah hari yaitu mulai pukul 7 pagi dan selesai pukul 12 siang.
3. Kehidupan sehari-hari
Kehidupan sehari-hari seorang tenaga
kerja dapat dilihat pada keadaan makanan/ menu dan gizi, perumahan, kesehatan,
serta keadaan lingkunganya. Jika keadaanya jelek dan tidak memenuhi persyaratan
maka akan berpegaruh negatif terhadap kinerja.
4. Kecakapan
Kecakapan seseorang menentukan
kinerja seseorang, seseorang yang lebih cakap tentu saja prestasinya lebih
tinggi bila dibandingkan dengan yang kurang cakap, kecakapan ditentukan oleh
pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman.
5. Umur tenaga kerja
Umur seorang menentukan prestasi
kerja atau kinerja seorang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka
semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prastasi tenaga kerjanya.
Namun dalam beberapa hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak
akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman. Semantara itu untuk
tenaga kerja keluarga karena tidak diupah, tingginya prestasi kerja dipengaruhi
oleh yang paling utama yaitu besarnya
kebutuhan keluarga disamping faktor-faktor yang lain.
D.
Kebutuhan dan Distribusi Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan
cara menghitung setiap kegiatan usahatani
padi, kemudian dijumlah untuk seluruh usahatani. Karena pada usatani padi varietas ciherang di desa
cihideung hilir menggunakan tenaga kerja 45 orang dengan 30 orang wanita dan 15
orang laki- laki sehingga jika dihitung :
Adapun perhitungan Hari Orang Kerja
(HOK) dalam tenaga kerja usaha tani padi varietas ciherang sesuai dengan
penyetaraan satuan kerja yaitu :
Penyetaraan satuan Kerja :
Hari kerja = 7 jam kerja
Minggu = 6 hari kerja
Bulan = 25 hari kerja
Wanita = 0,8 pria
Anak = 0,5 pria
Dengan rumus :
HOK = jam kerja/satuan keja
- Tenaga kerja laki-laki berjumlah 15
orang dengan waktu kerja selama 5 jam ( jam 7 pagi sampai jam 12 siang)
Tenaga kerja ke
|
Jam
|
HOK
|
1
|
5
|
5/7 = 0,714
|
2
|
5
|
5/7 = 0,714
|
3
|
5
|
5/7 = 0,714
|
4
|
5
|
5/7 = 0,714
|
5
|
5
|
5/7 = 0,714
|
6
|
5
|
5/7 = 0,714
|
7
|
5
|
5/7 = 0,714
|
8
|
5
|
5/7 = 0,714
|
9
|
5
|
5/7 = 0,714
|
10
|
5
|
5/7 = 0,714
|
11
|
5
|
5/7 = 0,714
|
12
|
5
|
5/7 = 0,714
|
13
|
5
|
5/7 = 0,714
|
14
|
5
|
5/7 = 0,714
|
15
|
5
|
5/7 = 0,714
|
Total
|
|
10,71 HOK
|
HKP : 10,71 X 35.000 = 374.850
- Tenaga kerja perempuan berjumlah 30
orang dengan waktu kerja selama 5 jam ( jam 7 pagi sampai jam 12 siang)
Tenaga kerja ke
|
Jam
|
HOK
|
1
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
2
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
3
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
4
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
5
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
6
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
7
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
8
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
9
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
10
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
11
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
12
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
13
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
14
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
15
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
16
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
17
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
18
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
19
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
20
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
21
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
22
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
23
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
24
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
25
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
26
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
27
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
28
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
29
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
30
|
5
|
5/7 X 0,8 = 0,57
|
Total
|
|
17,1 HOK
|
HKP = 17,1 X 25.000 = 427.500
Adapun pengukuran efisiensi tenaga kerja yaitu menggunakan PYE.
PYE = Jumlah bulan kerja/12 bulan
PYE = 2,86 bulan kerja/12 bulan = 0,238
Keterangan :
Jam kerja actual/hari = 5 jam/hari
Jam kerja actual/ minggu = 5 jam X 6 hari = 30 jam
jam kerja aktual/bulan = 5 jam X 25 hari = 125 jam
Standar 1 bulan kerja = 25 hari = 175 jam
Bulan kerja actual = 125 jam X 4 bulan / 175 jam = 2,86 bulan
0 comments:
Post a Comment